Preserve historical record of various changes in the associatedĮnvironment due to natural and anthropogenic activities. Mudflats of creek and estuarine system posses fine sediments which Budaya nomaden mereka juga masih dilestarikan hingga kini dan karena hal tersebut, sebagian besar suku laut seberti Sama-Bajau tidak memiliki kewarganegaraan manapun dan hidup di atas perahu dengan berpindah-pindah pulau. Perampokan, penawanan dan perbudakan berperan penting dalam pembentukan struktur sosial dan ekonomi masyarakat ini. Hasil yang didapat penelitian ini menunjukkan kesimpulan bahwa peristiwa perompakan pada abad ke-18 yang terjadi di Asia Tenggara dilatarbelakangi oleh kepentingan etnis-etnis maritim di Laut Sulu dan sekitarnya yang terdesak oleh tuntutan perdagangan internasional dan sebagian besar masyarakatnya berafiliasi di Maguindanao (Mindanao tengah) dan Kesultanan Sulu. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber literatur yang diwujudkan melalui tahapan-tahapan penelitian sejarah, yakni heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Selain itu, dalam penelitian ini dibahas pula perbedaan jenis-jenis kapal yang digunakan oleh etnis maritim Laut Sulu dengan jenis-jenis kapal lain di Asia Tenggara.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan kebudayaan-kebudayaan masyarakat maritim di Laut Sulu, etnis-etnis pendukungnya, agama yang dianut, dan kebudayaan masyarakat di wilayah Mindanao hingga ke pesisir Kalimantan Utara.
This paper is written for the purpose of collecting names of those perahus and identifying some of those perahus in Selangor as identified by previous researchers. The study and the search for various kinds of perahus at some places are needed for the purpose of identifying some types of perahus used by the local Malayonesian people such as in the present place known as the State of Selangor in Malaysia.
We have obtained almost 100 names of perahus stated in the old Malay inscriptions and classical Malay manuscripts through out the Malayonesian region. The Malayonesian people was known as the offshore people who were highly skilfull in navigation dan making perahus in various types and forms together with their respective names. Through out the world, especially for a maritime society such as the Malayonesians people before, this water communication became the identity of the people. Perahus (Malayonesian boats) were the main means of communication among the Malayonesian people before even though presently it is practically extinct.
0 kommentar(er)
